Hilya, Jadilah Perhiasan Dien…
Kebahagiaan terpancar dari mataku dan istriku. Rabu,
13 juni 2012 pukul 13.25, lahirlah putri
kami yang pertama , dengan nama Hilya
Addini Amrullah, dengan berat 30 kg dan panjang 47 cm. Harapan dari kami, kepada insan yang telah berjumpa
dengan kehidupan barunya di dunia. Jadilah Perhiasan Agama, yang senantiasa
melaksanakan perintah Allah. Pukul 11.00, Selasa 12 juni 2012, di ruang kerja, gelisah
diri ingin segera menengok istri di Magelang. Karena , prediksi kelahiran akan
maju pada tanggal 15 juni, yang HPL nya, adalah tanggal 29 juni 2012.
Ikatan batin
Yang namanya pertolongan dan kuasa Allah, maka
otomatis mestakumg, semesta mendukung. Saat itu, pas semua agenda kerjaan kator
tidak penuh, alias kosong. Maka dengan bergegas, aku pun langsung memina izin
ntuk cuti, dan menemani istri yang mau melahirkan di Magelang, Jawa Tengah. Sore
hari meluncur ke Magelang menggunakan bis favorite “Po.Santosa”, karna yang
nggak jauh dari rumah kontrakan.
Tepat jam 04.40 aku pun sampai di
Karangmalang, Secang, Magelang. Disambut Istri yang lagi hamil 9 bulan, dengan
wajah berseri penuh rindu. Tak hayal, ini awal dari ikatan batin itu. Setelah istirahat,
pukul 11.45, air ketuban itu keluar. Sontak heran, ditambah rasa khawatir bagaimana
antisipasinya. “sudahkah ini waktu lahir? Bagamana aku kudu bertindak?”
Padahal, perkiraan lahir, kisaran tanggal 15 juni 2012, sekarang baru tanggal
13 juni 2012. Untunglah aku sudah sampai di rumah.
Lek Siti, begitu sapaan akrab
pembantu di rumah mertua. Dia langsung memeriksa istriku, dan ternyata memang
sudah waktunya untuk melahirkan. Langsung kubawa istri ke bidan terdekat. Tepat
jam 12.00 proses penanganan bidan dilakukan.
Kekuatan Doa
Kemudahan demi kemudahan, kami alami. Harapanku untuk
bisa menemani istri saat melahirkan, sebelum aku berangkat umroh tanggal 26 juni 2012. Di dalam doa, sebenarnya
aku pun tak menyampaikan untuk bisa menemaninya saat melahirkan. Namun, dalam
hati sebenarnya ingin menemaninya. Maha mengetahui Allah terhadap hambaNya.
AKhirmya pun aku disampaikan Allah di agelang, lewat firasat ini.
Proses dari awal hingga akhir, aku
menemani istri. memberikan dukungan batin, agar ia pun bisa semangat di
tegah-tengah usaha antara hidup dan mati. Begitu dahsyat perjuangan wanita
untuk melahirkan seorang anak. Kasihan, namun ku tetap berusaha diam, karna
bisa jadi perkataannku salah dan membuat ia makin sakit.
Tenang, berusaha kujaga ketenangan
ini, walau sebenarnya cemas bercampur aduk perasaan kusut menjadi satu. Memang
kudu terlihat tenang, dan optimis. Agar istri tetap merasayaman dan ikut tenang
juga.
Tak lama, selama 1,5 jam proses
berlangsung. Kemudahan demi kemudahan kami lalui. Maka Nikmat Tuhanmu manakah
yang kamu dustakan?”, demikian Allah berfirman.
Tepat pukul 13.25, kepala si bayi keluar, dan diikuti oleh badan dan
kakinya. Seentara si Ibu pun menghembuskan napas berulang-ulag sebagai bentuk
cara mengeluarkan si bayi. Alhamdulillah….Plong, rasanya. Terpancar senyum
bahagia dari istri setelah melewati masa antar hidup dan mati.
Magelang, 13
Juni 2012/ Rajab 1433 H
Selamat ya mas niko...
BalasHapus