Laman

Sabtu, 12 November 2011

“Sesuatu…” yang Hilang pada Anak-Anak Indonesia




Hilang sudah mereka, anak Indonesia telah hilang!
“Mau dibawa kemana, hubungan kita…” itulah salah satu lirik lagu yang saat ini menjadi hits di kalangan  anak-anak.  Dewasa ini, hampir tidak ditemukan lagi lagu anak-anak di Indonesia. Anak-anak kini telah beranjak ke lagu-lagu cinta bak orang dewasa. Dengan fashihnya, mereka melagukan tanpa ada salah sedikit pun.
Ya itulah kondisi saat ini. Lagu yang mengemuka di tubuh para anak-anak negeri ini telah menanamkan jiwa juga pada mereka. Akibatnya, masa-kanak-kanank yang seharusnya dinikmati ,  terkesan ada yang kerdil, karena mereka telah mengkarbit dirinya dengan konsumsi lagu-lagu dewasa.
Sementara itu, produksi rekaman pun mengkuti tren pasar yang ada. Karena memang orientasi laba yang dikejar. Bukanlah mereka yang patut disalahkan, karena memang itu pekerjaannya. Lebih jauh lagi, tren lagu anak-anak yang telah hilang itupun, diikuti gaya mereka yang meniru gaya orang dewasa. Sangatlah tidak bagus bagi perkembangan anak. Mereka seharusnya menikmati masa-masa itu dengan sewajarnya untuk menyelaraskan jiwanya, agar berkembang dengan sehat dan alamiah.
Jika dulu masih ditemui lagu abang tukang bakso, si komo lewat, pelangi dan yang lainnya, kini semua hampir musnah tak ditemui lagi. Yang beredar sekarang adalah lagu yang bukan konsumsi mereka. Jiwanya dituntut untuk memahami dunia yang belum saatnya untuk mereka nikmati. Sesuatu yang janggal.
Jika dulu, yang namanya cinta monyet adalah cintanya remaja bermur kisaran 13 tahun, maka kini usia cinta monyet menjadi seakin cepat yaitu umur SD. Itulah perkembangan zaman, yang semakin cepat perubahannya,seiring dengan cepatnya perkembangan telekomunikasi.
Fenomena ini haruslah menjadi perhatian pemerintah. Bukan hal mustahil jika, hal ini menjadi salah satu penyebab lunturnya karakter buadaya bangsa pada diri generasi muda. Perkembangan telekomunikasi yang sangat pesat, harusnya diimbangi perlindungan terhadap budaya bangsa ini.
Realita yang terjadi adalah semakin hilangnya lagu untuk anak-anak, tanpa ada campur tangan pemerintah di dalamnya. Entah apa yang difikirkan mereka, ya lihatlah kondisi sekarang jika anak-anak belia semakin lupa akan budaya Indonesia. Dan ekstremnya, tidak jarang dijumpai kasus perkosaan anak di bawah umur.  Lantas, apa hubungannya? Ya jelas berhubungan. Lagu yang dikonsumsi itu mayoritas lagu-lagu cinta yang provokativ. Bercerita tentang hubungan percintaan dua manusia. Bagi anak di bawah umur, semakin lama akan terbawa dalam alam bawah sadarnya, dan berdampak pada perilakunya sehari-hari.
Kondisi ini seharusnya tidak didiamkan begitu saja oleh pemerintah. Karena, bagaimanpun juga pemerintah lah yang mempunyai kewajiban mengatur warga negaranya, terlebih lagi melindungi budaya Indonesia untuk menjaga karakter bangsa pada generasi muda.
Selalu silau dengan tren bangsa budaya asing. Masyarakat Indonesia  mulai kehilangan jati diri, dan merasa malu dengan kebudayaan aslinya. Dari kebarat-baratan hingga keKoreaan. Proteksi dalam negeri menjadi hal yang wajib dilakukan, untuk melindungi eksistensi bangsa ini.
Bangsa ini ada sebelum berdirinya Negara Idonesia, maka eksistensi Negara ini tergantung pada keberadaan budaya bangsa .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar